Minggu, 7 Maret 2021 20:29
SURYA.CO.ID, KEDIRI – Belum adanya kepastian mengenai kapan uang ratusan miliar milik para agen dan mitra budidaya madu klanceng di Kota Kediri, mulai memunculkan kecurigaan pihak kepolisian.
Karena jumlah uang yang semula dilarikan mantan ketua Koperasi Niaga Mandiri Sejahtera Indonesia (NMSI) ternyata tidak sebanding dengan perputaran usaha koperasi yang mencapai ratusan miliar.
Dari hasil penyelidikan, Satreskrim Polres Kediri Kota telah menemukan indikasi bahwa pihak koperasi NMSI telah melakukan praktik money game. Budidaya investasi madu klanceng pun hanya sebagai kedok praktik money game dengan memakai uang yang dihimpun dari ribuan mitra dan agen.
Kasatreskrim Polres Kediri Kota, AKP Verawaty Thaib saat dikonfirmasi menjelaskan, Minggu (7/3/2021), kasus ini bermula dari laporan tindak pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh CAH, mantan ketua Koperasi NMSI.
Pelaku dilaporkan oleh Sekretaris Koperasi NMSI karena membawa kabur uang mitra yang ada di brankas kantor sekitar Rp 300 juta serta sejumlah rekening milik koperasi dengan saldo lebih dari Rp 5 miliar.
Sementara perputaran uang di koperasi NMSI diperkirakan mencapai ratusan miliar. Begitu ada laporan polisi, para mitra ramai-ramai mendatangi kantor Koperasi NMSI. “Kalau perputaran uangnya ratusan miliar, saya rasa kalau uang yang hilang hanya Rp 5 miliar, koperasi tidak akan goyang,” ungkap Vera.
Sehingga kepolisian yang menangani kasusnya menduga ada praktik money game yang dilakukan oleh pengurus koperasi. “Sepertinya ada money game, bukan investasi,” ungkapnya.
Menyusul hasil temuan itu, kepolisian sudah berkoordinasi dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Sedangkan yang puyeng dengan imbas macetnya dana di koperasi madu klanceng itu, adalah para agen dan mitra. Mereka yang sudah menyetornya uang ratusan miliar sebagai bagian dari investasi, masih mengharapkan uangnya dikembalikan.
Agus (43),salah satu mitra koperasi mengaku masih berharap agar pengurus koperasi yang baru bisa mengembalikan uang yang telah mereka setorkan untuk investasi itu. “Teman-teman mitra sudah ada yang membuat laporan ke Polda Jatim, namun saya menahan diri karena dijanjikan ada jalan keluar dan uang kembali,” ungkap Agus, Minggu (7/3/2021).
Hanya diakui Agus, harapannya tampaknya bakal bertepuk sebelah tangan. Karena dari informasi yang diterima uang yang tersisa di koperasi hanya tinggal beberapa miliar. Padahal kalau dilihat jumlah anggota yang mencapai ribuan, maka nilai investasi yang dihimpun dari masyarakat jumlahnya mencapai ratusan miliar.
Apalagi koperasi NMSI menghimpun mitra dan agen dari seluruh Indonesia. Namun yang paling banyak menjadi korban ada di wilayah Jatim dan Karesidenan Kediri.
Agus mengakui bergabung dalam investasi budidaya madu klanceng karena tergiur rekannya yang telah menikmati keuntungan sebelumnya. Malahan yang menjadi agen lebih dahulu sudah ada yang mendapatkan mobil.
“Mudah -mudahan pengurus koperasi yang baru masih punya hati nurani untuk mengembalikan uang milik para mitra,” ujar Agus.
Sementara Seno, anggota koperasi lainnya mengaku masih menunggu perkembangan lebih lanjut kasus yang membelit Koperasi NMSI. Jika dana milik para mitra tidak ada tanda-tanda dikembalikan maka upaya hukum menjadi pilihannya. “Jika sebulan ke depan tidak ada iktikad baik, kasusnya kami teruskan ke polisi,” tegas Seno.
Baik Seno maupun Agus telah menginvestasikan uang miliknya sampai di atas Rp 200 juta. Seno malah mengaku uang yang diinvestasikan itu adalah hasil penjualan tanah warisan orangtuanya. “Maksudnya saya investasikan supaya berkembang, namun uangnya malah hilang,” sesalnya. ****
Penulis: Didik Mashudi
Editor: Deddy Humana
Sumber: Surya
SUMBER: